Hi! Hmm, ini blog semakin lama semakin mengarah ke isi perut aja rasa - rasanya.Yak, kali ini gue mau bahas tentang Cakwe. Tadi temen kerja gue si Dian bawa Cakwe ke tempat kerja gue. Cakwe? Gue langsung excited, itu makanan Tiong Hoa bukan? :) Sepertinya gue belum pernah memakannya walau sering lihat di jalanan, di Jalan Taman Siswa Jogja terutama. Begitu ditawarin sama dia, tanpa basa basi busuk lagi gue langsung mencomotnya, dengan topping sedikit saus sambal rasa enaknya jadi berlipat. Dan setelah gigitan pertama gue langsung tertegun sejenak, ternyata yang dinamakan Cakwe ini rasanya sama dengan makanan favorit gue jaman SD dulu.
Gue suka kalap beli banyak dulu, tapi tak pernah bosan dan tak pernah tahu apa namanya karena di sepeda yang dipakai penjualnya nggak ada tulisan apa - apa. Ditambah lagi, bentuknya yang sedikit berbeda. Kalo Cakwe yang selama ini gue liat bentuknya memanjang, yang di SD gue dulu kotak atau rada bulet gitu, agak lupa. Yang jelas nggak panjang, mungkin untuk memangkas budget anak SD yang uang sakunya nggak terlalu banyak macem gue. Kalo nggak salah dulu ditusuk - tusuk kayak sate, terus dicelupin ke saus sambal yang agak encer. Belinya bisa perbuah, 1 buah mini Cakwe itu dihargai Rp. 50,- Iya, kalian nggak salah baca, lima puluh rupiah! Maklum, masa - masa SD gue dulu adalah taon 1994-2000. Yak! keliatan bangkotannya gue. Gue biasa beli 2 buah kalo uang saku tinggal sedikit, 4 buah kalo lagi rakus, 6 buah kalo lagi kalap, dan 1 buah kalo lagi ditraktir. Eh, kalo di traktir namanya nggak beli ya? :p
Cakwe di jaman SD gue selain rasanya yang khas yang membuat gue masih ingat gimana tastenya sampe sekarang, ada satu hal lain yang menarik yakni penjualnya. Gue sering ngamatin dari dekat pas beli Cakwe maupun dari kejauhan. Enggak ya, wajah yang jualan nggak kayak boyband. Beliau adalah seorang kakek - kakek yang wajah khas, selalu seperti itu. Wajahnya polos, diam tanpa banyak kata, selalu berpakaian hitam putih kayak penjual sate madura, rambut dan kumisnya yang sudah memutih namun badannya terlihat masih kuat, serta kulitnya berwarna coklat gelap tanda dia sering bekerja di luar ruangan saat matahari sedang terik - teriknya.
Satu yang perlu kalian tahu, SD gue terletak di lereng Gunung Lawu, Jawa Timur. Ada banyak jalan yang berkelok dan menanjak disana. Adakalanya si sepeda harus dituntun karena jalan yang terlalu menanjak dan panjang. Kalau naik sepeda dari bawah (dataran rendah) butuh tenaga ekstra pokoknya. Gue dulu suka kepo ke Ibu gue yang kebetulan jadi guru juga di SD Kompleks gue, yang jualan orang mana sih bu? anaknya kemana? ibu gue cuma bilang, dia tinggal di tempat yang letaknya lebih rendah daripada SD gue. Walhasil dia harus nuntun sepedanya menaiki tiga atau setidaknya dua tanjakan panjang untuk sampai ke SD gue guna memuaskan napsu jajan anak - anak busung lapar SD yang gila jajan macem gue. Nggak tega bayanginnya. Seperti itukah susahnya nyari uang? Udah kakek - kakek lagi, anak - anaknya pada kemana sih? T.T
Sayangnya sampai saat ini gue nggak tau, siapa nama beliau dan dimana letak persis rumahnya. Entahlah, kalau inget rasa betapa enaknya jajanan SD gue dulu itu gue selalu ingin bertandang ke rumah kakek - kakek itu. Yah, hanya sekedar bersilaturahmi dan menanyakan kesehatannya... Apakah masih setangguh 14 - 20 tahun lalu? :')
Sesaat tangan gue berhenti sejenak di keyboard notebook gue. Masa SD gue itu sekitar 14 -20 tahun lalu, saat itu si kakek - kakek ini sudah renta, meskipun masih terlihat kuat. Mungkin umurnya sekiar 70 atau 80 tahunan. Dan ya Tuhan, jika saat itu beliau berumur 80 dan gue jajan mulai SD kelas 1 antara 1993/1994 itu berarti si kakek sekarang berumur... 100 tahun? Sedikit memudar harapan gue untuk bisa bertemu dengannya lagi dan mengucapkan terimakasih karena setiap hari telah membuatkan Cakwe terenak sepanjang masa bagi gue sampai - sampai gue masih bisa mengingat detail rasanya dengan baik. :')
Dear kakek penjual Cakwe terenak sepanjang masa,Terimakasih karena telah membuat Cakwe yang murah meriah namun bertaste luar biasa untuk kami, anak - anak SDN Tapak I dan Tapak II. Semoga sehat selalu dan bahagia dihari tua kakek, beristihahatlah.. menikmati hari tua dengan bersenang - senang bersama anak dan cucu kakek :) Dan jika saja ternyata kakek telah kembali padaNya, selamat beristirahat dengan tenang. Ujian dan penjuangan hidupmu telah usai kek :') Semoga diterima segala amal ibadah kakek, diampuni segala dosanya, dan dijauhkan dari siksa kubur. Jika secara tak sengaja bertemu dengan kedua kakekku disana, bisakah aku menitipkan sebuah rindu yang tak pernah habis untuknya?
alumni SDN Tapak I th 2000 penggemar Cakwe kakek.
Hal yang paling kuat dalam hidup ini yang mampu meredam semua luka dan lelah adalah perasaan. Lebih tepatnya kasih sayang. Dia pulalah yang menguatkan ketika kita berada dalam titik terendah, karena suatu hal.
Seperti kakek ini, gue yakin ada perasaan yang sangat kuat yang mampu mendorongnya hingga rela naik ke dataran tinggi (baca SD Kompleks gue). Passion? bisa jadi, namun melihat ekspresi wajahnya yang datar gue rasa itu bukan passion. Diwajahnya tak terlihat aura excited atau sejenisnya, yang terlihat malah guratan murung. Semoga bukan karena alasan ekonomi semata. Amiin~