Kemarin (14 november 2013) seharian gue
di RS.Sardjito Yogyakarta, dipoli bedahnya sekitar 2 jam’an disusul kemudian maen di
Instalasi tulip aka Instalasi Kanker 7 jam’an. Yang namanya Instalasi Kanker tentu
aja kebanyakan adalah penderita kanker. Seperti sebelah – sebelah gue waktu gue duduk –
duduk disana.
Bangkotan nunggu dokter spesialisnya
membuat gue glundang glundung tanpa arah, berakhir dengan ngobrol dengan bapak –
bapak. Umurnya sekitar 62 tahun, pensiunan Departemen Dalam Negeri Yogyakarta.
Beliaunya mau kemoterapi karena kanker prostat, dan nggak ada yang nganter.
Kasian banget , anak – anaknya pada kemana yak? Mana jalan dan duduknya aja
udah susah gitu. Duduknya nggak terlihat nyaman, mungkin karena penyakitnya.
Jalannya sudah tremor, terlihat sekali ketika beliau harus bayar ke kasir,
tangannya bergetar hebat . ><
Seperti yang dikatakan beliau, beliau
sudah 1 tahun kemoterapi, kemoterapinya
setiap dua bulan, kontrolnya setiap 2 minggu, dan sudah rajin ke Instalasi
Tulip sejak 3 tahun lalu. Bisa dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan?
Beruntungnya beliau memakai askes, jadi biaya berobat bisa ditekan seoptimal mungkin.
Pasien yang lain, Ibu – ibu dari
Magelang. Entah namanya kanker apa itu letaknya di perut bagian bawah, ukurannya cukup besar. Gue nggak berani nanya itu
kanker jenis apa karena takut beliau tersinggung. Beliau mau kemoterapi sejak 2
hari yang lalu tapi nggak jadi mulu karena kamar pada penuh. Udah kena kanker,
harus dikemoterapi, ngeluarin banyak uang, sakit, dan masih harus menunggu
lama? OMG, sometimes life’s hard. Sekali kemoterapi 22 juta pula. Dan yang
namanya kemoterapi biasanya 5 kali atau lebih, setau gue sih. Itu baru
kemoterapinya, belom obat – obat yang lainnya dan atau biaya operasinya. Yak! Kesehatan
mahal harganya ya, bersyukurlah kalian yang diberi kesehatan sampai sekarang.
Yang lain, hmm.. ada mbak – mbakk cantik
yang kena kanker uterus, ada mas – mas keren yang nggak tau kenapa harus di USG. Mereka semua
penderita kanker dan atau sejenisnya, tapi hampir semua terlihat bahagia…
seperti orang normal. Hanya kakek – kakek itu yang terlihat murung, mungkin
karena nggak dianter keluarganya, soalnya yang lain pada dianterin. Yak,
kesimpulannya sekuat apapun badai yang kamu hadapi, kalo support dari
keluargamu begitu luar biasa, maka sakitmu tak akan berasa apa –apa. Keluarga adalah obat terbaik, disamping doa dan usaha
tentunya.
Dear penderita kanker, don’t give up! Semoga
cepet sembuh semuanya ^^ Sedikit OOT sih, gue sebagai Apoteker jadi semacem
tertantang buat ngembangin Herbal sebagai alternatif kemoterapi. Herbal yang
sudah dikenal secara ilmiah sebagai anti kanker tentunya, dengan formulasi yang
tepat akan menimbulkan efek yang optimal sepertinya. Efek samping kemoterapi di badan dan di
dompet sama – sama nggak baiknya kan? Bismillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar